Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Juli 2016

 23 September 2016

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, perkembangan harga-harga di DKI Jakarta pada Juli 2016 tetap terkendali. Hal ini ditunjukkan oleh inflasi bulan Juli yang hanya sebesar 0,64% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi bulan Idul Fitri dalam lima tahun terakhir, yaitu 1,01% (mtm). Dengan perkembangan ini laju inflasi sejak awal tahun 2016 baru mencapai 1,41% (ytd), yang juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun sebelumnya (3,04% ytd). Terkendalinya inflasi DKI Jakarta juga tercermin pada pencapaian yang lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,69% (ytd).

Rendahnya tekanan inflasi yang terjadi hampir di seluruh kelompok komoditas ini terkait dengan semakin efektifnya program-program pengendalian inflasi dari pemerintah terutama pangan, menurunnya harga energi sejak awal tahun dan masih terbatasnya tekanan dari sisi permintaan masyarakat. Memerhatikan pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Agustus 2016 diprakirakan akan tetap terkendali. Berkurangnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi, seiring berakhirnya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan libur anak sekolah, serta tiadanya libur panjang akan menyebabkan tekanan inflasi yang rendah. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam menurunkan tarif listrik pada 12 golongan nonsubsidi per 1 Agustus 2016 juga akan turut menahan laju inflasi. 

1. Pada bulan Juli 2016 perkembangan harga-harga tetap terkendali. Hal ini disebabkan oleh belum kuatnya tekanan permintaan masyarakat (demand pull), harga energi yang cenderung turun semenjak awal tahun, serta program pengendalian inflasi yang efektif dari pemerintah. Semua kelompok yang kerap bergejolak pada bulan Idul Fitri menunjukkan pergerakan yang stabil. Tetap terkendalinya perkembangan hargaharga, membawa DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,64% (mtm). Pencapaian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi bulan Idul Fitri dalam lima tahun terakhir, yaitu 1,01% (mtm). Laju inflasi sejak awal tahun 2016 baru mencapai 1,41% (ytd), yang juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebelumnya (3,04% ytd). Selain itu, pencapaian inflasi DKI Jakarta juga lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,69% (ytd). Berdasarkan disagregasinya, inflasi yang stabil disumbangkan oleh semua kelompok, baik volatile food, administered prices, maupun inti.

a. Inflasi kelompok bahan pangan yang bergejolak (volatile food) yang kerap meningkat pada bulan Idul Fitri, saat ini menunjukkan pergerakan yang stabil. Komoditas beras yang kerap mengalami kenaikan harga pada Idul Fitri, bergerak relatif stabil dan hanya mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm). Hal serupa juga terjadi pada komoditas daging ayam ras dan daging sapi yang hanya mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,11% (mtm) dan 1,06% (mtm). Pada tahun sebelumnya, kedua komoditas daging ini masing-masing mengalami inflasi sebesar 7,44% dan 5,10%. Secara keseluruhan, pencapaian inflasi bahan makanan pada Juli 2016 sebesar 1,36% (mtm), lebih terkendali dibandingkan dengan inflasinya pada bulan Idul Fitri dalam 5 tahun terakhir, yang mencapai rata-rata 1,86% (mtm).

Pelaksanaan program TPID Provinsi DKI Jakarta melalui berbagai strategi manajemen stok, operasi pasar, pasar murah, bazaar dan subsidi pangan secara massif bagi beberapa lapisan masyarakat, mampu mengendalikan gejolak pangan. Keterlibatan BUMD pangan, jajaran SKPD di Provinsi DKI Jakarta, instansi pemerintah dan swasta lainnya, fungsi koordinasi yang baik serta panjangnya durasi waktu1 untuk kegiatan operasi pasar dan pasar murah pada tahun ini, turut memberikan dampak positif terhadap pengendalian inflasi.

b. Sejalan dengan kelompok volatile foods, kelompok administered prices juga mengalami pergerakan yang stabil. Tingkat permintaan jasa transportasi pada masa libur Idul Fitri, terutama pada moda angkutan udara dan antarkota tercatat relatif lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angkutan udara yang kerap mengalami inflasi tinggi pada Hari Raya Idul Fitri, hanya mengalami inflasi sebesar 4,08%. Adanya pembangunan infrastruktur jalan tol seperti Tol Cipali menyebabkan alternatif moda transportasi dan ketersediaan jalur transportasi darat menjadi semakin variatif. Perkembangan ini membawa kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,71% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bulan Idul Fitri dalam lima tahun terakhir (1,52% mtm).

c. Inflasi yang rendah dan stabil juga didukung oleh stabilnya perkembangan harga komoditas pada kelompok inti. Kenaikan harga komoditas kelompok sandang yang rendah merupakan pendorong utama stabilnya kelompok ini. Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,61% (mtm), lebih rendah dibandingkan rata-rata bulan Idul Fitri pada 5 tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,46% (mtm). Inflasi sandang yang stabil disebabkan oleh rendahnya tingkat permintaan masyarakat pada kelompok ini. Berbagai macam komoditas sandang untuk keperluan Idul Fitri seperti baju muslim, mukena dan lainnya juga tercatat mengalami inflasi yang rendah. Adapun komoditas sandang yang tercatat mengalami inflasi cukup tinggi adalah adalah emas perhiasan dan seragam sekolah anak yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,86% (mtm) dan 4,13% (mtm). Perkembangan ini terkait dengan peningkatan harga emas dunia dan masuknya tahun ajaran baru sekolah. 

2. Perkembangan stok pangan di DKI Jakarta juga cenderung stabil. Volume stok beras yang masuk ke PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) pada minggu keempat Juli 2016 relatif stabil pada posisi 42.142 ton dari 43.938 ton pada minggu sebelumnya. Walau sudah mulai memasuki musim tanam, masih terdapat beberapa daerah pemasok yang panen. Stok daging potong oleh PD Dharma Jaya pun cenderung stabil. Pada minggu keempat Juli 2016 terdapat 96.469 kg stok daging potong, dan stok sapi hidup sebanyak 1.585 ekor sapi. Persetujuan impor dari pemerintah pusat menambah jumlah pasokan sapi, dengan tetap mengedepankan pasokan sapi lokal. Pasokan sayur-sayuran yang masuk ke pasar juga menunjukkan pergerakan yang stabil. Pasokan cabai merah tw dan bawang merah masing-masing sebesar 661 ton dan 417 ton. Penguatan peran BUMD serta kerjasama pangan antardaerah dan instansi terkait dalam penyiapan stok makanan menjadi faktor kunci terkendalinya inflasi Jakarta.

3. Memerhatikan pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Agustus 2016 diprakirakan akan tetap terkendali. Berkurangnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi, seiring berakhirnya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan libur anak sekolah, serta tiadanya libur panjang, akan membawa tekanan inflasi pada level yang relatifrendah. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam menurunkan tarif listrik pada 12 golongan nonsubsidi per 1 Agustus 2016 juga akan turut menahan laju inflasi.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan menurunkan tarif listrik, mengikuti mekanisme tariff adjustment. Penurunan tersebut didasarkan pada perhitungan indikator ekonomi makro per Juni 2016, yaitu menggunakan asumsii nilai tukar rupiah Rp 13.355,05/dolar AS, ICP (Indonesian Crude Price) 44,50 dolar AS per barel dan inflasi nasional 0,66%. Dengan adanya penyesuaian tarif terhadap perkembangan indikator ekonomi makro tersebut tarif di tegangan rendah (TR) menjadi Rp 1.410,12/kWh, tegangan menengah (TM) untuk industri dan bisnis menjadi Rp 1.084,66/kWh, dan untuk tegangan tinggi (TT) yang diperuntukkan bagi industri besar menjadi Rp 971,01/kWh. Adapun tarif listrik layanan khusus menjadi Rp 1.593,78/kWh.

4. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2016. Pengamanan stok pangan DKI melalui penguatan peran BUMD dan kerjasama antardaerah perlu terus diupayakan. Diperlukan komitmen kuat untuk mengimplementasi Roadmap Program Pengendalian Inflasi yang telah disusun oleh TPID DKI Jakarta agar inflasi yang rendah dan stabil serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Komentar Tentang Berita Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Juli 2016

Load More
Loading... sedang mengambil data...