Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Juni 2017

 11 July 2017

Menghadapi tekanan inflasi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2017, perkembangan harga-harga di Ibukota pada Juni 2017 tetap terkendali. Hal ini ditunjukkan oleh inflasi bulan Juni yang hanya sebesar 0,46% (mtm), jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi bulan Idul Fitri dalam tiga tahun terakhir, yaitu 0,93% (mtm). Dengan perkembangan ini laju inflasi sejak awal tahun 2017 mencapai 2,31% (ytd), atau 3,94% (yoy). Terkendalinya inflasi DKI Jakarta juga tercermin dari pencapaian yang lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,69% (mtm). 

Memerhatikan pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Juli 2017 diprakirakan akan tetap terkendali. Berkurangnya permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi, seiring berakhirnya perayaan Hari Raya Idul Fitri, akan menyebabkan turunnya tekanan inflasi. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 Juli 2017, turut mendukung terkendalinya inflasi bulan Juli 2017.

Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2017. Pengamanan stok pangan DKI dengan mengoptimalkan peran BUMD perlu terus diupayakan. Selain itu, komitmen kuat untuk mengimplementasi Roadmap Program Pengendalian Inflasi yang telah disusun oleh TPID DKI Jakarta sangat diperlukan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil, yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Secara bulanan, DKI Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,46% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan awal yaitu inflasi sebesar 0,84%. Pencapaian tersebut juga lebih rendah dari  rata-rata inflasi bulan Lebaran pada tiga tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,93%. Terjaganya harga pangan serta transportasi menjadi penyebab utama terkendalinya inflasi Ibukota. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, inflasi Jakarta pada Juni 2017 tercatat sebesar 3,94% (yoy). 

  • Inflasi kelompok bahan pangan yang bergejolak (volatile food) yang kerap meningkat pada bulan Idul Fitri, saat ini menunjukkan pergerakan yang stabil. Komoditas cabai merah yang kerap mengalami kenaikan harga pada Idul Fitri, justru mengalami penurunan harga sebesar 12,39% (mtm) akibat berlimpahnya pasokan cabai di Ibukota. Pada subkelompok komoditas daging dan hasil-hasilnya, daging sapi turut mengalami penurunan harga sebesar 0,11%. Sementara, harga daging ayam ras cenderung stabil dan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,48% (mtm). Pada 3 tahun sebelumnya, rata-rata kenaikan harga kedua komoditas daging ini masing-masing sebesar 3,72% dan 3,08%.  Adapun harga beras masih terkendali, dan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,64% (mtm). Secara keseluruhan, pencapaian inflasi bahan makanan pada Juni 2017 sebesar 0,72% (mtm), lebih terkendali dibandingkan dengan inflasinya pada bulan Idul Fitri dalam 3 tahun terakhir, yang mencapai rata-rata 2,00% (mtm).

Perkembangan stok pangan di DKI Jakarta masih terjaga. Volume stok beras yang berada di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) pada minggu ketiga Juni 2017 stabil pada posisi 38.354 ton dari 40.301 ton pada akhir bulan sebelumnya. Stok daging potong oleh PD Dharma Jaya pada minggu ketiga Mei 2017 tercatat 222.653 kg, dan stok sapi hidup sebanyak 1.366 ekor sapi. Pasokan sayur-sayuran yang masuk ke DKI Jakarta relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pasokan cabai merah TW (cabai merah besar) dan bawang merah ke PD Pasar Jaya masing-masing sebesar 826 ton dan 559 ton.

Berbagai program TPID Provinsi DKI Jakarta dan koordinasi yang lebih baik lintas instansi dalam pengendalian harga, serta pembentukan ekspektasi positif masyarakat ikut berperan dalam menjaga kestabilan harga di Jakarta. Persiapan menghadapai hari besar keagamaan nasional pada tahun ini dilakukan lebih dini dengan program-program yang lebih terencana dan terkoordinasi dengan baik. Berbagai kegiatan tersebut dilakukan bersama tiga BUMD pangan DKI Jakarta (PT Food Station Tjipinang Jaya, PD. Dharma Jaya dan PD. Pasar Jaya), kementerian terkait (Kementerian Perdagangan dan Kemenetrian Pertanian) serta instansi terkait lainnya termasuk satgas pangan, baik melalui manajemen stok, pasar murah, bazaar, subsidi pangan dan sidak penimbunan. Selain itu, sosialisasi belanja bijak, serta konsumsi dan pengolahan daging beku melalui berbagai media dilakukan dalam rangka memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat untuk membentuk ekspektasi positif masyarakat.

  • Sejalan dengan kelompok volatile foods, kelompok administered prices juga mengalami pergerakan yang cukup stabil. Tingkat permintaan jasa transportasi pada masa libur Idul Fitri, terutama pada moda angkutan udara dan antarkota tercatat relatif terkendali. Angkutan udara, mengalami kenaikan sebesar 12,00% (mtm), relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (15,73% mtm). Berbagai pembangunan infrastruktur yang telah beroperasi, seperti jalan darat dan tol, memberikan alternatif moda transportasi yang lebih variatif, termasuk menggunakan kendaraan pribadi. Hal tersebut juga memengaruhi kenaikan tarif angkutan antarkota yang tercatat sebesar 8,67% (mtm), lebih rendah dari rata-rata tiga tahun sebelumnya (9,34% mtm). Berbagai perkembangan harga ini membawa kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,90% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bulan Idul Fitri dalam 3 tahun terakhir (1,25% mtm).
  • Inflasi yang rendah juga didukung oleh stabilnya perkembangan harga komoditas pada kelompok inti. Terdapat indikasi dari tingkat permintaan masyarakat yang tidak terlalu tinggi pada Ramadhan 2017. Hampir seluruh kelompok pengeluaran yang komoditasnya banyak tergabung dalam kelompok inti, tidaklah setinggi rata-rata pada bulan Ramadhan tiga tahun sebelumnya. Kenaikan harga komoditas kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang rendah merupakan pendorong utama stabilnya kelompok inti. Kelompok ini hanya mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata bulan Idul Fitri pada 3 tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,19% (mtm). Terkendalinya harga pangan yang digunakan sebagai bahan baku makanan jadi, turut mendukung pencapaian inflasi yang rendah tersebut. Selain itu, kelompok pengeluaran lainnya seperti kesehatan (0,00% mtm); pendidikan, rekereasi dan olahraga (-0,09% mtm); perumahan, air, listrik, gas dan BB (0,09% mtm), juga lebih rendah dari rata-rata bulan ramadhan tiga tahun sebelumnya (secara berurutan: 0,48% mtm; 0,20% mtm; 0,26% mtm). Hanya kelompok pengeluaran sandang tercatat sebesar 0,75 % (mtm), sedikit lebih tinggi dari rata-ratanya (0,46% mtm). Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan sebesar 1,54% (mtm).
  • Ekspektasi inflasi relatif tidak menunjukkan banyak perubahan. Inflasi dalam jangka 3 bulan ke depan diperkirakan menurun seiring berakhirnya Ramadhan. Adapun dalam jangka yang lebih panjang, masih tetap terkendali. Belanja masyarakat yang belum terlalu tinggi, serta berbagai kebijakan pemerintah di bidang harga seperti ditundanya kenaikan harga BBM bersubsidi pada Juli 2017, turut membentuk ekspektasi dari masyarakat. Selain itu, konsumen menganggap kondisi sekarang tetap baik, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang meningkat dan tetap berada pada zona optimis (di atas 100). Keyakinan konsumen yang baik, juga didukung oleh pertumbuhan PDRB tw I yang tumbuh cukup tinggi.

2. Secara tahunan, inflasi Ibukota tercatat sebesar 3,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 4,00% (yoy). Berbagai langkah kebijakan akan ditempuh agar inflasi Jakarta tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional 4%±1%. Untuk itu, TPID Provinsi DKI Jakarta juga terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan strategis, melalui manajemen stok yang baik dan proses pendistribusian bahan pangan ke masyarakat dengan rantai pasokan pangan yang efisien. Inflasi bahan makanan pada Juni 2017 secara tahunan tercatat sebesar 2,43% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata bulan lebaran tiga tahun sebelumnya (7,38% yoy). 

3. Memerhatikan pola pergerakan harga-harga di pasar, dan rencana kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Juli 2017 diprakirakan akan tetap terkendali. Berkurangnya permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi, seiring berakhirnya perayaan Hari Raya Idul Fitri, akan menyebabkan turunnya tekanan inflasi. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 Juli 2017, turut mendukung terkendalinya inflasi bulan Juli 2017.

4. Pada Juni 2017, TPID DKI Jakarta melakukan berbagai program pengendalian harga yang mampu berkontribusi terhadap terkendalinya harga pangan dan inflasi di Ibukota. Terkait dengan hal itu, telah dilaksanakan beberapa kegiatan TPID pada Juni 2017, antara lain adalah: 1) Peresmian mesin controlled atmosphere storage (CAS) sebagai media penyimpanan buffer stock komoditas hortikultura (10 Juni 2017);  2) TPID DKI Jakarta diundang sebagai narasumber di acara Rakorwil TPID se Kawasan Timur Indonesia (7 Juni 2017); 3) Media Briefing tanggal 14 Juni 2017 untuk mengkomunikasikan program TPID selama Lebaran 2017 dan perkembangan inflasi terkini di DKI Jakarta; 4 Sidak pasokan dan harga di pasar induk beras cipinang dan induk kramat Jati bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian RI (17 Juni 2017); 5) Pasar Murah di 70 kelurahan secara bergilir sejak H-1 bulan Lebaran 2017; 6) Festival Jakarta Great Sale yang dilakukan di 40 pasar tradisional DKI Jakarta sejak H-1 bulan Lebaran; 7) Pemantauan harga dan kesehatan pangan secara rutin diseluruh pasar DKI Jakarta, dan dilakukan bergiliran; 8) Mengikuti pertemuan teknis secara mingguan (setiap hari Kamis) bersama instansi serta SKPD Provinsi DKI Jakarta yang tergabung dalam TPID dalam rangka pemantauan harga pangan strategis serta stok pangan di Jakarta.

5. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2017. Pengamanan stok pangan DKI dengan mengoptimalkan peran BUMD perlu terus diupayakan. Selain itu, komitmen kuat untuk mengimplementasi Roadmap Program Pengendalian Inflasi yang telah disusun oleh TPID DKI Jakarta sangat diperlukan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil, yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Komentar Tentang Berita Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Juni 2017

Load More
Loading... sedang mengambil data...