Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Desember 2018

 14 January 2019

Ditutup dengan inflasi Desember sebesar 0,60% (mtm), angka inflasi Jakarta sepanjang tahun 2018 tetap terkendali. Inflasi DKI Jakarta tahun 2018 tercatat sebesar 3,27% (yoy), sejalan dengan sasaran inflasi nasional tahun 2018 yang ditetapkan sebesar 3,5% ± 1%. Angka inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2017 yang sebesar 3,72% (yoy). Beberapa faktor yang mendukung terkendalinya inflasi tahun 2018 diantaranya adalah terkendalinya ekspektasi inflasi masyarakat, tarif transportasi yang terjaga dan semakin solidnya program-program TPID Jakarta dalam menjaga kestabilan harga pangan di Ibukota. Optimalisasi peran BUMD pangan dalam pengendalian harga, tetap menjadi model bisnis utama TPID Jakarta di ibukota.

 

Dari dinamika bulanan, inflasi Jakarta pada Desember 2018 mengalami peningkatan sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 0,60% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,30% (mtm). Kenaikan musiman ini terutama berasal dari kelompok bahan makanan seiring dengan meningkatnya permintaan karena hari raya keagamaan dan tahun baru terhadap beberapa bahan pangan utama dan adanya kenaikan tarif transportasi, khususnya transportasi udara. Angka inflasi bulan Desember 2018 tersebut angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (0,62% mtm).

 

Grafik 1. Inflasi Desember Berdasarkan Kelompok Pengeluaran VS Rata-rata 3 tahun sebelumnya

? Secara bulanan, IHK Desember 2018 mencatat inflasi sebesar 0,60% (mtm), dibandingkan dengan perkiraan awal inflasi sebesar 0,45% (mtm). Inflasi DKI Jakarta pada bulan Desember 2018 terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi pada kelompok makanan mengingat Jakarta kebutuhan Jakarta sebagian besar dipenuhi dari daerah lain dan peningkatan inflasi kelompok transport dialami secara nasional. Angka Inflasi DKI Jakarta pada bulan Desember sebesar 0,6% lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,62% mtm), sedangkan bila dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,55% mtm) terjadi sedikit kenaikan. Dengan perkembangan ini, inflasi DKI Jakarta secara tahunan tercatat sebesar 3,27% (yoy).

? Inflasi bahan makanan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meningkatnya inflasi bahan makanan terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga pangan utama seperti telur ayam ras, daging ayam ras dan beras. Kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras ini sesuai dengan polanya saat Natal dan tahun baru. Selain itu, kenaikan harga kedua komoditas ini juga seiring dengan kenaikan harga pangan yaitu jagung global yang meningkat hingga 4,50% (mtm).

? Musim hujan berpengaruh terhadap pasokan hortikultura yang masuk ke Ibukota. Hasil produksi di daerah produsen lebih mudah rusak karena cuaca. Pasokan beras tipe medium yang cenderung berkurang memengaruhi kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras juga dipicu oleh kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan. Namun langkah pemerintah melakukan operasi pasar beras sejak November 2018 berkontribusi dalam menahan gejolak harga yang berlebih. Kondisi ini berbeda dengan tahun 2017, karena harga beras naik signifikan. Berdasarkan berbagai perkembangan dimaksud, inflasi bahan makanan DKI Jakarta tercatat sebesar 1,83% (mtm), dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya (1,70% mtm).

? Pasokan pangan DKI Jakarta selama Desember 2018 masih berlimpah. Volume stok beras yang berada di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) pada minggu keempat Desember 2018 tercatat sebesar 54.767 ton, meningkat dari akhir bulan sebelumnya (53.490 ton), dan berada jauh di atas batas aman 25.000 ton. Walau demikian, beras yang masuk mayoritas adalah tipe premium. Terbatasnya jumlah pasokan beras medium, menyebabkan harga beras medium di pasar meningkat, dan mendorong harga beras keatas secara keseluruhan. Stok daging potong di PD Dharma Jaya pada minggu keempat Desember 2018 tercatat 16.038 kg, dan stok sapi hidup sebanyak 1.942 ekor sapi. Adapun pasokan sayur-sayuran yang masuk ke DKI Jakarta, terutama pasokan cabai merah dan bawang merah, ke Pasar Induk Kramat Jati masing-masing sebesar 775 ton dan 701 ton.

? Kelompok pengeluaran lainnya yang turut mengalami kenaikan akibat kenaikan harga bahan makanan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Permintaan masyarakat yang meningkat diikuti dengan beberapa kenaikan harga bahan baku pangan, menyebabkan kenaikan harga pada subkelompok makanan jadi. Selain itu, langkah pemerintah untuk menaikkan cukai rokok sejak awal tahun turut menyebabkan kenaikan pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol. Secara umum, kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan harga sebesar 0,31% (mtm).

? Kelompok pengeluaran yang juga terpantau naik cukup signifikan sesuai polanya adalah kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Beberapa komoditas transportasi tercatat mengalami kenaikan, antara lain adalah angkutan udara dan kereta api. Hal ini terkait libur Natal dan Tahun Baru 2019 yang dimanfaatkan sebagian besar masyarakat untuk melakukan perjalanan (berlibur), sehingga permintaan jasa angkutan meningkat signifikan. Kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,98% (mtm), lebih tinggi dari 0,15% (mtm) pada bulan sebelumnya.

? Ekspektasi inflasi masyarakat masih tetap terjaga. Ekspektasi inflasi masyarakat cenderung terkendali dalam jangka waktu 3 bulan dan 6 bulan kedepan. Terkendalinya ekspektasi mendukung stabilitas inflasi sampai dengan tahun 2019. Konsumen menganggap kondisi perekonomian sekarang masih baik, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang meningkat dan tetap berada pada zona optimis (di atas 100).

? Secara tahunan, inflasi Ibukota tercatat sebesar 3,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata 3 tahun sebelumnya (3,13% yoy). Dinamika harga-harga di Jakarta dapat memengaruhi kinerja kestabilan harga secara nasional, mengingat cukup besarnya peran Jakarta dalam perkembangan inflasi nasional, yang mencapai 20%. Harga pangan DKI Jakarta telah menjadi barometer pergerakan harga pangan nasional, sehingga sangat penting mengendalikan harga pangan di Jakarta. Harga pangan DKI Jakarta yang terkendali akan menjadi barometer pergerakan harga pangan nasional. Saat ini, inflasi kelompok bahan makanan tercatat sebesar 4,72% (yoy). Model bisnis pengendalian harga pangan yang dilakukan di DKI Jakarta juga telah banyak menjadi percontohan bagi daerah lainnya.

? Untuk dapat terus mengawal kinerja inflasi di Provinsi DKI Jakarta, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta terus menguatkan koordinasi antarinstansi, dan berinovasi untuk mengedalikan berbagai gejolak harga yang ada. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan TPID DKI Jakarta pada Desember 2018 antara lain:

? Capacity Building enumerator TPID pada 12 Desember 2018. Capacity building ditujukan untuk refreshment penggunaan IPJ, terutama bagi enumerator pasar baru yang akan dimasukkan kedalam IPJ (Pasar Koja Baru; Pasar Rawamangun; Pasar Klender SS dan Pasar Anyar Bahari)
? FGD dengan BPS, 12 Desember 2018 terkait metode survei BPS dan prasosialisasi SBH 2018

? Penyusunan roadmap TPID DKI Jakarta, 12 Desember 2018

? Studi banding TPID Aceh ke TPID DKI Jakarta, 19-20 Desember 2018 terkait implementasi model bisnis pengendalian inflasi DKI Jakarta melalui BUMD pangan

? Peresmian mesin pengolahan beras pada 19 Desember 2018. Mesin ini digunakan untuk menambah jumlah pasokan beras yang akan didistribusikan kepada masyarakat.

? High Level Meeting TPID DKI Jakarta pada 19 Desember 2018. HLM membahas overview inflasi DKI Jakarta, strategi TPID menghadapi HBKN 2018, dan roadmap pengendalian inflasi Jakarta periode 2019-2021

? Rapat koordinasi TPID secara mingguan merupakan agenda rutin yang sangat penting untuk memantau perkembangan harga, dan menyiapkan langkah-langkah strategis sejak dini untuk mengantisipasi kecenderungan kenaikan harga.

? Operasi pasar beras di pasar induk beras cipinang dan pasar murah di berbagai kelurahan di DKI Jakarta

? Memerhatikan pola perkembangan harga terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar, rencana kebijakan pemerintah serta prospek perekonomian domestik kedepan, inflasi Jakarta pada tahun 2019 diprakirakan sedikit meningkat namun tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional 3,5% ± 1%. Tekanan permintaan masyarakat diprakirakan meningkat, seiring dengan meningkatnya perekonomian domestik serta pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif yang akan dilakukan pada pertengahan tahun 2019. Kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) tahun 2019, juga akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum.

 

? Dinamika harga-harga di Jakarta dapat memengaruhi kinerja kestabilan harga secara nasional, mengingat besarnya peran Jakarta dalam perkembangan inflasi nasional. Berbagai perkembangan harga di Ibukota, telah menjadi barometer pergerakan nasional. Tercapainya kestabilan inflasi di Jakarta akan mendorong pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jakarta secara khusus, dan nasional secara umum. Penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI dalam menentukan langkah-langkah strategis pengendalian inflasi akan terus ditingkatkan. Stabilitas harga pangan akan terus dijaga melalui kesinambungan pasokan di Ibukota. Nilai rupiah juga akan terus dipantau demi menjaga harga barang dan jasa yang mengandung konten impor tidak bergejolak.

Komentar Tentang Berita Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode Desember 2018

Load More
Loading... sedang mengambil data...