Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode September 2018

 08 October 2018

Tekanan harga di Provinsi DKI Jakarta pada bulan kesembilan tahun 2018 kembali turun. Perkembangan harga-harga di Jakarta pada September 2018 membawa Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,13% (mtm). Walau tidak sedalam deflasi nasional (0,18% mtm), angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya yang mengalami inflasi (0,08% mtm). Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 2,07% (ytd) atau 2,88% (yoy). Deflasi terutama disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas yang harganya dikendalikan, serta perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, Oktober 2018 diprakirakan terjadi inflasi. Harga beras diprakirakan naik seiring mulai masuknya musim tanam, sehingga pasokan ke Ibukota cenderung berkurang. Tarif jalan toll JORR yang naik dari Rp. 9.500 menjadi Rp. 15.000 per 29 September 2018, juga akan turut memberikan kontribusi pada inflasi Oktober 2018. Adapun kenaikan harga minyak internasional berpotensi diikuti dengan kenaikan harga bahan bakan minyak (BBM) di Indonesia, dan meningkatkan inflasi. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD yang bergerak di bidang pangan melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2018 sesuai dengan sasaran inflasi nasional 3,5% ±1.

 

Grafik 1. Inflasi Agustus Berdasarkan Kelompok Pengeluaran VS Rata-rata 3 tahun sebelumnya

1. Secara bulanan, IHK September 2018 tercatat deflasi sebesar 0,13% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Level tersebut lebih rendah dari perkiraan awal inflasi sebesar 0,10% (mtm). Walau tidak sedalam deflasi nasional (0,18% mtm), angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya yang mengalami inflasi (0,08% mtm). Pada periode ini, nasional mengalami deflasi 0,05% (mtm). Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 2,07% (ytd) atau 2,88% (yoy). Deflasi terutama disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

? Turunnya harga sebagian besar kelompok bahan makanan menjadi faktor pendorong deflasi

September 2018. Kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 1,11% (mtm). Walau harga beras mengalami kenaikan, sebagian besar harga pangan strategis lainnya turun cukup dalam, seperti daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah dan bawang merah. Penurunan harga berbagai komoditas tersebut tercermin dari deflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya serta subkelompok bumbu-bumbuan (4,83% mtm dan 3,80% mtm). Penurunan harga yang cukup dalam ini disebabkan masih berlimpahnya pasokan yang masuk ke ibukota. Selain itu, tidak adanya momen khusus selama September 2018 juga turut menjaga tingkat permintaan bahan makanan yang berlebih. Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan sebesar -0,19% pada deflasi September 2018. 

? Pasokan pangan DKI Jakarta selama September 2018 cukup berlimpah. Volume stok beras yang berada di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) pada minggu keempat September 2018 tercatat sebesar 45.199 ton, meningkat dari akhir bulan sebelumnya (44.818 ton), dan berada jauh di atas batas aman 25.000 ton. Stok daging potong di PD Dharma Jaya pada minggu keempat September 2018 tercatat 5.841 kg, dan stok sapi hidup sebanyak 2.391 ekor sapi. Adapun pasokan sayur-sayuran yang masuk ke DKI Jakarta, terutama pasokan cabai merah dan bawang merah, ke Pasar Induk Kramat Jati masing-masing sebesar 861 ton dan 784 ton. Di tengah pasokan yang melimpah, dan rendahnya harga bahan pangan di tingkat konsumen, pemerintah harus mampu untuk menjaga harga di tingkat produsen agar tidak merugikan petani.

? Kelompok pengeluaran lainnya yang tercatat mengalami deflasi adalah kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,35% (mtm), terutama disebabkan penurunan tarif angkutan udara. Usainya perhelatan Asian Games 2018 dan tidak adanya momen khusus yang dapat mendorong aktivitas perjalanan masyarakat selama September 2018, menyebabkan permintaan akan jasa transportasi udara relatif menurun. Subkelompok transpor mengalami deflasi sebesar 0,60% (mtm). Secara keseluruhan, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan sebesar -0,08%.

? Deflasi September 2018 tertahan oleh inflasi kelompok Sandang dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau. Kelompok sandang tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,31% (mtm). Penyebab kenaikan indeks harga pada kelompok sandan adalah naiknya harga emas perhiasan, seiring dengan kenaikan harga emas internasional. Selain itu, banyaknya pesta pernikahan pasca-Lebaran turut berkontribusi terhadap kenaikan permintaan masyarakat akan emas perhiasan. Hal ini tercermin dari subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya yang naik sebesar 0,39% (mtm).

Sedangkan untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau lebih disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis makanan jadi seperti bubur, mie dan air kemasan. Demikian pula dengan kenaikan harga rokok yang disebabkan meningkatnya harga rokok kretek dan rokok kretek filter secara bertahap, sebagai penyesuaian cukai rokok oleh pemerintah, turut menahan deflasi September 2018. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm).

? Ekspektasi inflasi masyarakat masih tetap terjaga. Ekspektasi inflasi masyarakat cenderung terkendali dalam jangka waktu 3 bulan dan 6 bulan kedepan. Terkendalinya ekspektasi mendukung stabilitas inflasi sampai dengan triwulan III 2018. Konsumen menganggap kondisi perekonomian sekarang masih baik, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen yang meningkat dan tetap berada pada zona optimis (di atas 100). Hal ini mengindikasikan bahwa roda perekonomian berjalan dengan baik

 

2. Secara tahunan, inflasi Ibukota tercatat sebesar 2,88% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun sebelumnya (4,44% yoy). Penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD di bidang pangan melalui TPID DKI Jakarta selalu digalakkan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil pada tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya. Penguatan peran dan sinergitas ketiga BUMD bidang pangan akan terus didorong oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui berbagai program yang tidak hanya semata-mata mengendalikan harga pangan di DKI Jakarta, namun juga dapat meningkatkan perekonomian bagi daerah pemasoknya. Harga pangan DKI Jakarta yang terkendali akan menjadi barometer pergerakan harga pangan nasional. Saat ini, inflasi kelompok bahan makanan tercatat sebesar 4,29% (yoy).

3. Untuk dapat terus mengawal kinerja inflasi di Provinsi DKI Jakarta, Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) Provinsi DKI Jakarta terus menguatkan koordinasi antarinstansi, dan berinovasi untuk mengedalikan berbagai gejolak harga yang ada. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan TPID DKI Jakarta pada Juli 2018 antara lain adalah:

? TPID DKI Jakarta hadir dalam peluncuran kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium yang di lakukan oleh Perum BULOG yang dilaksanakan di Komplek Pergudangan Kelapa Gading Divre DKI & Banten, pada Selasa 4 September 2018. Peluncuran kegiatan KPSH Beras Medum ini bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan nasional dengan tetap memperhatikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan khususnya beras.

? TPID DKI Jakarta, melalui PT Food Station Tjipinang Jaya selaku BUMD pangan mulai melakukan penanaman bawang putih di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, pada Jum’at 31 Agustus 2018. Penanaman bawang putih ini terkait dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/PERMENTAN/HR.060/11/2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) disebutkan bahwa setiap importir produk holtikultura diwajibkan menanam produk 5% dari total yang diajukan.

? TPID DKI Jakarta, melalui PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan penandatanganan MOU bersama Pengadaan Beras Komersial dengan Bulog Sulselbar pada Sabtu, 25 Agustus 2018. Dalam MoU 4 dijelaskan Bulog akan menyiapkan beras komersial sebanyak 5000 (lima ribu) ton, dengan spesifikasi dan mutu yang telah disepakati bersama, untuk keperluan stok beras komersial PT Food Station Tjipinang Jaya.

? Rapat koordinasi tim teknis TPID secara mingguan.

4. Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas yang harganya dikendalikan, serta perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, Oktober 2018 diprakirakan terjadi inflasi. Harga beras diprakirakan naik seiring mulai masuknya musim tanam, sehingga pasokan ke Ibukota cenderung berkurang. Tarif jalan toll JORR yang naik dari Rp. 9.500 menjadi Rp. 15.000 per 29 September 2018, juga akan turut memberikan kontribusi pada inflasi Oktober 2018. Adapun kenaikan harga minyak internasional berpotensi diikuti dengan kenaikan harga bahan bakan minyak (BBM) di Indonesia, dan meningkatkan inflasi.

5. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD yang bergerak di bidang pangan melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2018 sesuai dengan sasaran inflasi nasional 3,5% ± 1. Kerjasama dalam pemenuhan stok pangan DKI dengan daerah lain perlu terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Berbagai program TPID harus diharmonisasikan dengan berbagai kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui program-program kerja di masing-masing SKPD, terutama yang menyangkut ketahanan pangan dan kelancaran distribusi pangan serta kebijakan lainnya. Kedepannya, pemerintah juga perlu untuk memerhatikan harga jual di tingkat petani ketika harga yang terbentuk di Ibukota sedang rendah. Hal ini ditujukan untuk menjaga taraf hidup petani di daerah produsen agar tidak mengalami kerugian.

Komentar Tentang Berita Laporan Perkembangan Inflasi Daerah Provinsi DKI Jakarta Periode September 2018

Load More
Loading... sedang mengambil data...